Kis 2 : 4 "Maka Penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan."
Kis 2 : 7 "Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?"
Kis 2 : 8 "Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:"
Kis 2: 11 " ..........., kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan ALLAH"

Halo, pada kesempatan ini saya ingin berbagi mengenai apa itu bahasa roh. Saya merasa tertarik untuk membahas mengenai hal ini, karena saya melihat banyak sekali gereja-gereja di sekitar kita yang menawarkan fenomena-fenomena bahasa roh yang beragam. Gereja-gereja itu mengatakan dengan tegas bahwa di gereja mereka fenomena bahasa roh adalah hal yang lumrah, sering terjadi dan merupakan bukti nyata bahwa gereja tersebut selalu mengalami urapan yang luar biasa dari Tuhan. Hal inilah yang menjadi pertanyaan dalam benak saya, apa itu Bahasa Roh?

Suatu ketika, saya pernah mengikuti kebaktian di suatu gereja. Kebaktian yang luar biasa, pemusiknya luar biasa, Song Leader nya luar biasa, jemaatnya luar biasa, terlebih pengkhotbahnya lebih luar biasa lagi. Tapi yang menarik dan menggelitik perhatian saya adalah rangkaian acara setelah khotbah. Pada saat itu pengkhotbah pada saat itu mengundang beberapa orang jemaat yang mengalami kesulitan, baik kesulitan dalam kesehatan maupun kesulitan-kesulitan lain untuk maju  ke depan mimbar gereja. Lalu kemudian pengkhotbah didampingi oleh gembala sidang gereja tersebut dan diiringi musik yang bertempo cepat bersama-sama mendoakan dan menumpangkan tangan pada jemaat yang kesulitan tersebut. Sambil berdoa, pengkhotbah dan gembala jemaat kemudian berseru-seru dengan kata-kata yang baru sekali itu saya dengar dan terasa asing buat telinga awam saya. Mereka berkata-kata dengan kalimat seperti "Syalakakakakakakakakaka" dan "Syalabalabalabalaba" atau kalimat-kalimat semacam itu. Setidaknya kalimat itu yang bisa ditangkap oleh telinga awam saya.

Kemudian, disorong oleh rasa ingin tahu dan penasaran yang besar, setelah selesai kebaktian saya kemudian bertanya pada teman saya yang kebetulan merupakan jemaat di gereja tersebut mengenai kata-kata yang diucapkan oleh Pengkhotbah dan Gembala jemaat tadi. Teman saya itu menjawab dengan cukup ringan bahwa yang dilakukan oleh pengkhotbah dan gembala jemaat tersebut adalah Bahasa Roh. Dan ketika itu saya bertanya pula apakah teman saya itu mengerti dengan "bahasa roh" yang diucapkan oleh pengkhotbah dan gembala jemaat tersebut. Lalu teman saya itu menjawab bahwa dia tidak mengerti mengenai maksud dari "bahasa roh" yang diucapkan oleh pengkhotbah dan gembala jemaat tadi. Teman saya itu menambahkan bahwa hanya orang-orang yang memiliki iman yang sangat besar dan yang telah memberi dirinya untuk belajar mengenai "bahasa roh" itu lah yang dapat mengerti makna kata-kata tadi. Artinya, secara tidak langsung teman saya itu menyatakan bahwa imannya belum cukup dalam untuk mengerti mengenai hal tersebut.

Adapun pada saat itu, saya telah naik sidi. Ketika dalam kelas-kelas belajar sidi saya diajarkan oleh gembala jemaat gereja asal saya bahwa Bahasa roh adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang Dia anggap layak untuk menerimanya. Artinya, bahasa roh adalah suatu karunia yang tidak sembarang orang dapat memilikinya. Bahkan Pendeta saya tersebut mengakui bahwa dia sendiri tidak  atau belum pernah dianugerahi kuasa tersebut. Ketika mendengar penjelasan teman saya mengenai "bahasa roh" tersebut, sejujurnya terjadi perang batin dalam  diri saya mengenai kebenaran dari penjelasan teman saya tersebut. saya tidak puas dengan penjelasan yang diberikan teman saya tersebut. Di dalam hati saya bertanya, apa benar bahasa roh itu tidak semua orang bisa mengerti? Apa benar bahasa roh itu merupakan indikator nyata mengenai tingginya iman seseorang?

Salah satu perikop yang bisa saya temui yang membahas mengenai kuasa bahasa roh terdapat dalam Kisah Para Rasul Pasal 2. Dalam perikop tersebut dikatakan bahwa pada suatu ketika, saat para murid berkumpul dalam suatu ruangan, tiba-tiba terdengar suara seperti angin yang yang berhembus diikuti dengan turunnya  Roh Kudus dalam bentuk lidah-lidah api ke atas kepala para murid. dan ketika hal itu terjadi, secara ajaib para murid kemudian mampu bernubuat dan berkata-kata dalam berbagai bahasa yang MEREKA TIDAK PERNAH PELAJARI SEBELUMNYA. Kejadian ketika para murid berkata-kata dalam bahasa yang mereka tidak ketahui sebelumnya ini kemudian mencengangkan dan mengherankan semua orang saleh dari segala kolong langit (dunia) yang kebetulan pada saat itu berkumpul di Yerusalem. Merka tercengang  karena mendengar bahwa para murid berkata-kata dalam bahasa ibu mereka. Dikatakan bahwa para murid berkata-kata dalam bahasa Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Roma, Asia dan bahasa-bahasa lain yang ada di muka bumi.

Ketika kita membaca dan merenungkan perikop ini lebih dalam, setidaknya kita akan mendapatkan beberapa hal penting, yaitu :
1. Bahasa Roh adalah karunia berupa fenomena yang diberikan oleh Roh Kudus kepada murid pada suatu waktu.
2. Karunia ini memampukan mereka untuk bernubuat dan berbicara dengan bahasa yang tidak mereka ketahui  dan pelajari sebelumnya.
3. Bahasa-bahasa tersebut dapat dimengerti oleh orang lain di luar golongan para murid.
4. Bahasa-bahasa tersebut menerjemahkan kebesaran-kebesaran Tuhan kepada orang-orang dari bangsa lain sehingga bangsa tersebut mengerti dan percaya pada kebesaran Tuhan.

Bapak Pdt. Em. Thomas Supardji, M.Th dalam khotbahnya berkata seperti ini "Bahasa Roh adalah bahasa yang mampu menangkap Penyataan ALLAH dan mengkomunikasikan dengan orang lain dan orang lain itu mengerti, menerima dan percaya kepada Tuhan". Dalam khotbahnya  Pak Pdt. Thomas menggambarkan bahwa contoh nyata Bahasa Roh adalah ketika seorang pengkhotbah dari luar negeri yang baru pertama kalinya datang ke Indonesia dan diharuskan mengunjungi daerah tertentu yang hanya mengerti bahasa daerah tersebut, tiba-tiba mampu secara luar biasa berkata-kata dalam bahasa daerah tersebut tanpa bantuan seorang penerjamah. Berbeda dengan orang yang berkata-kata dengan bahasa yang tertentu yang membuat orang lain tidak mengerti. Ketika kita komparasikan pengertian Bahasa Roh menurut Pak Thomas Supardji tersebut dengan isi dari perikop di atas, maka kita akan menemukan kecocokan dan kesamaan-kesamaan. Beliau juga mengatakan dalam khotbahnya bahwa Bahasa Roh tidak merupakan indikator bahwa seseorang yang bisa melakukannya memiliki iman yang tinggi. Lebih tepat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki hubungan yang sangat intim dengan ALLAH.

Dari  perikop dan penjelasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa Bahasa Roh adalah karunia yang diberikan oleh Roh Kudus tidak kepada sembarang orang. Bahasa Roh diberikan oleh Rh Kudus kepada setiap orang yang memiliki hubungan yang intim dengan ALLAH dan yang membutuhkan kuasa tersebut untuk memberitakan kebesaran dan kuasa ALLAH, supaya kemudian orang yang mendengar mengenai kebesaran dan kuasa ALLAH tersebut mengerti, menerima dan percaya kepada ALLAH. Bahasa Roh merupakan karunia, artinya Bahasa Roh merupakan anugerah dan pemeberian dari Roh Kudus, bukan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari oleh sembarangan orang.

Medan, 19 Mei 2013.

Related Post :