Gw mo share kisah nyata tentang temen Gw dalam hal mengejar cintanya.
Kisah ini bagi gw dulu suka jadi semangat dalam mengejar cinta. Begini
kisahnya.
Gw punya temen katakan saja bernama Bagus. Meskipun
namanya begitu, tapi nasibnya tidak sebagus namanya. Bagus ini adalah
seorang anak yatim piatu sejak SD. Orang tuanya sendiri sebenarnya
tergolong cukup mampu walau untuk ukuran desa. Ketika ditinggalkan orang
tuanya, dia diwarisi sawah yang luas dan sebuah kios penjualan pupuk.
Maklum di desa. Satu satunya yang mengasuhnya adalah kakaknya yang udah
berkeluarga. Kakaknnya adalah seorang pedagang di pasar. Hingga cara
mendidiknya pun keras, untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Semasa
SMP dimana anak2 suka main-main Bagus menghabiskan waktu mengurus sawah
dan mejaga kios pupuknya. Karena tidak bergaul itulah Bagus selalu
menjadi `looser` diantara kami. Bagus mendapat ceng-cengan `Lemes`
karena pernah mau pingsan ketika ikut Karate bersama kami. Waktu itu
tahun 1998-an karate merupakan kegiatan yang elit di lingkungan kami.
Ketika
SMU Bagus lemes pun hanya mampu bersekolah di SMA swasta yang nggak
bonafid. Maklum Bagus orangnya nggak terlalu pinter. Karena selalu
bergaul dengan orang-orang yang lebih dewasa, seleranya pun jadi aneh.
Ketika waktu itu motor Suzuki Crystal adalah motor favorit, Bagus malah
senang dengan motor tua. Waktu berlalu Baguspun berhasil lulus SMA walau
dengan susah payah. Disaat itulah gw sering main lg bersama Bagus.
Sebagaimana
layaknya remaja pada umumnya Bagus juga mengalami apa yang dinamakan
jatuh cinta. Dia jatuh cinta dengan seorang mahasiswi Akper Jogja
katakan saja namanya Rini. Rini ini orangnya putih dan cantik sekali.
Sedangkan Bagus tampangnya sangat pas-pasan. Selain bertampang pas-pasan
cara berdandan, membawa dirinya pun sedikit berbeda (kalo gak mau
dibilang aneh). Dia suka memakai jaket kulit rumbai-rumbai begaya ala
biker. Waktu itu gaya biker belum terlalu lazim untuk anak muda. Rini
sendiri sebenarnya juga tidak mengenal Bagus pada awalnya. Bagus
mengenal Rini ketika bertemu di RS PKU yogja tempat Rini praktek.
Perkenalan itu membuat Bagus nggak bisa tidur dan selalu melamun.
Sedangkan Rini tentu saja nggak terlalu peduli dengan Bagus, maklum Rini
sudah punya cowok dikota asalnya, surabaya. Dengan berbagai cara, Bagus
akhirnya menemukan alamat kost Rini. Dan mulailah Bagus dengan sebuah
kegiatan baru yang namanya Apel.
Apel pertama jelas sangat
canggung, maklum Rini sudah lupa dengan Bagus. Bagus pura pura
menanyakan obat kakaknya, karena nggak mau ke rumah sakit. Pembicaraan
jelas sangat terbatas. Karena Rini sangat asing dengan tamu anehnya
malam itu. Sempat Bagus melihat foto pacar Rini ketika dengan pura-pura
Rini membuka dompetnya. Rini sengaja melakukan ittu untuk memberi
batasan kepada Bagus.
Apel kedua dilakukan Bagus dengan lebih
semangat. Meski dia tahu Rini sudah mempunyai pacar, Bagus menganggap
foto di dompet Rini adalah gambar Andy Lau saja.. meski ganteng, tapi
kan jauh di surabaya.. katanya kepada gw suatu saat. Bagus semangat
karena kenyataan Rini malem minggu selalu di rumah. Paling tidak kalau
Bagus pergi malem minggu, kalau ditanya, Bagus bisa dengan bangga
menjawab.. Apel! Perasaan di dada Bagus makin menggebu, Wajah Rini yang
selalu membayangi membuatnya ingin segera mengutarakan perasaannya.
Akhirnya malam itu, Bagus datang dengan motor tuanya, dengan dandanan
biker, dan rambut dikuncir, mengapeli Rini di kostnya. Setelah
berbincang cukup, basa basi cukup, Bagus mulai mencurahkan perasaannya.
" Rini, tentunya kamu tau kenapa aku sering kesini malem minggu.." kata Bagus.
" Apa...?" Rini benar benar nggak tau.
" Begini Rin, Aku cinta padamu.." Bagus dengan terbata mengutarakan cintanya.
Mendengar
ungkapan cinta Bagus itu, Rini meludah. Perasaan Bagus tentu saja
seperti disengat kalajengking, namun dia menahnnya. Dengan menahan emosi
Rini ber ucap..
" Gus, Kamu kan tahu aku sudah punya cowok, dan yang kedua aku memang nggak pernah suka sama kamu..."
Bagus
terdiam.. Hatinya remuk diperlakukan begitu rupa. Ekspresi meludah
sangatlah melukai perasaannya. Tapi hebatnya Bagus, dia malah nyengir
dan bilang:
" Aku nggak heran, Rin. Cewek yang mukanya lebih jelek
dari kamu saja selalu menolakku " katanya. Tentu saja Rini tambah emosi
dan jijik.
Apel kedua Bagus hancur berantakan, seberantakan
perasaan Bagus yang hancur lebur. Seminggu dalam linglung di lalui Bagus
di kios buluk tempatnya jualan pupuk. Akhirnya malem minggu ketiga
datang juga. Bagus bimbang untuk datang ke kost Rini atau tidak malam
itu. Tentunya peristiwa minggu lalu masih menyisakan sakit hati. Setelah
berpikir.. akhirnya diputuskan.. untuk tetap datang ke kost-an Rini.
Ketika sampai di kost Rini, teman kost Rini bilang, Rini sedang pergi
dengan pacarnya yang baru datang dari Surabaya. Hati Bagus kembali
remuk. Pulanglah dia dengan galau.
Minggu berikutnya Bagus tetap
ngotot datang ke kost-an Rini. Dengan alasan yang sama teman kost Rini
menyampaikan alasan Rini nggak ada di tempat. Peristiwa itu terjadi
berulang-ulang sampai sebulan lebih. Pada akhirnya Bagus menyadari,
bahwa Rini hanyalah berusaha menghindar darinya. Bahwa pacarnya
sebenarnya nggak pernah datang. Bagi banyak cowok, peristiwa seperti itu
pastilah membuat semangatnya loyo. Ketika menemui penolakan yang
sebegitu rupa, pasti langsung kendor, atau marah, dan bilang `emang
cewek cuman loe doang.. cuih..` mungkin begitu. Namun berbeda dengan
Bagus.
Apel `sepihak` yang dilakukan Bagus lemes, sudah menjadi
sebuah kebiasaan, sperti halnya rutinitasnya di kios atau di sawah. Kali
ini dengan sedikit strategi, Bagus berusaha apel lagi. Bagus merubah
jadwal datangnya. Dia datang lebih awal pada malam minggu itu. Karena
berbeda dengan biasanya, Rini nggak bisa mengelak. Mau tak mau dia harus
menemui Bagus. Pertemuan malam itu sangatlah kikuk. Rini hanya cemberut
saja, sedang Bagus berusaha mengajak berbicara tapi topiknya sangat
basi. Maklum Bagus tidaklah pintar dalam hal merayu. Setelah bermenit
menit mati gaya, Bagus pun pulang. Hatinya sedikit senang karena
akhirnya bisa bertemu Rini. Sedangkan Rini tentu saja makin jengkel.
Minggu
selanjutnya Bagus tetap apel, Rini masih canggung dan malas-malasan.
Sampai suatu ketika entah di minggu yang ke berapa Rini mulai bisa
ngobrol dengan Bagus. Mungkin hari itu mood Rini sedang baik.
" Gus,
kamu ini ngapain sih kesini terus? Bukannya sudah jelas jelas aku
menolak cintamu? " Kata Rini berterus terang. Bagus bingung mau menjawab
apa. Akhirnya dengan polos dia jawab:
" Rin, kamu kan tau kalau aku
suka dengan kamu. Kalau aku kesini ya karena aku kangen dengan kamu.
Masalah kamu nggak suka dengan aku, itu hakmu. Kalau kamu nggak suka aku
kesini ya tinggal bilang saja aku pasti pergi " Kata Bagus..
" Tapi nyatanya kamu datang terus, biarpun aku menghindar " Kata Rini
"
Habisnya aku kangen terus sih.." Kata Bagus. Entah kenapa Rini saat itu
tertawa, dia memandang Bagus bukan lagi seorang asing yang perlu
dihindari. Rini menyadari Bagus bukanlah orang yang membahayakn dirinya
atau egonya.
Mulai peristiwa itu Rini makin biasa dengan Bagus.
Terkadang Rini terkesan memanfaatkan Bagus. Bagus yang selalu available,
Bagus yang bisa jadi teman curhatnya ketika jengkel dengan pacarnya,
Bagus yang bisa dia suruh-suruh untuk kepentingan pribadinya. Rini
merasa batas antara dia dan Bagus sangat jelas, bahwa dia nggak suka
dengan Bagus, biarpun Bagus suka dengan dia. Rini cukup nyaman dengan
itu. Kedekatannya dengan Bagus ternyata telah menjadikan sebuah
ketergantungan. Rini terkadang nggak bisa apa-apa kalau Bagus tidak ada.
Rini terlalu mengandalkan Bagus, karena memang Bagus selalu available
dan bisa diandalkan untuk Rini. Sampai suatu saat...
.. Malam itu
Bagus habis mengantarkan Rini dari tempat temannya dan berbelanja di
Malioboro Yogja. Tiba tiba motor tua yang dikendarai Bagus dan Rini
berhenti diatas sebuah jembatan layang. Rini sedikit kaget. Dia
bertanya:
" Ada apa Gus? Motormu mogok lagi?" tanya Rini
"... Rin, aku mau bilang sesuatu pada kamu.. " Kata Bagus.
" Kenapa dimarahi kakak lagi ?" Rini meledek Bagus.
" Begini... aku pingin kamu dengerin aku.. " Bagus terbata
"....." Rini sedikit risau
"
Aku mau bilang sesuatu untuk terakhir kali.. Kalau kamu tahu apa yang
aku rasakan selama ini, aku ini sangat capek memendam ini semua. Ketika
aku harus mendengarkan keluhanmu tentang pacarmu, ketika aku harus
mengantarkanmu untuk bertemu pacarmu, ketika aku harus membelikan
oleh-oleh untuk pacarmu.. sebenarnya hatiku sangat pedih.
Setebal-tebalnya mukaku aku masih punya perasaan. Aku nggak bisa lagi
melakukan ini semua dengan beban seperti ini. Aku mau bilang sekali lagi
sama kamu, kalau aku mencintaimu.. aku ingin kamu jadi pacarku. Namun
jika kamu tidak bersedia aku tidak apa-apa. Mungkin sudah jadi rejekiku.
Aku nggak akan mengganggu kamu lagi selamanya..." Kata Bagus dengan
nada sangat rendah.
Mendengar perkataan Bagus, seketika Rini
menangis. Dia nggak bisa berkata kata apapun. Dia minta waktu beberapa
hari. Baguspun kemudian mengiyakan.
Stetlah beberapa hari Bagus
diminta menemui Rini. Kali ini sore hari sehabis kuliah Rini. Di sebuah
meja warung makan, Rini bercerita bahwa di barusaja memutus hubungan
dengan pacarnya. Ternyata mereka jarang banget bertemu. Ternyata Rini
menyadari bahwa selama ini apa yang dia butuhkan dari seorang kekasih
ada pada diri Bagus. Ternyata dia menyadari telah berbuat sewenang2
terhadap Bagus. Dan mulai detik itu Bagus mempunyai seorang kekasih yang
sangat cantik. Bahkan tercantik dintara cewek-cewek kami..
Source : http://livebeta.kaskus.co.id/thread/000000000000000015852492/sumpah-cowo-jelek-jangan-masuk